Rabu, 13 April 2011

Konsep Menghitung Arah Qiblat

Menentukan arah Qiblat hanya masalah arah yaitu ke arah Ka’bah (Baitullah) di kota Makkah. Arah tersebut dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi. Namun perlu diingat bahwa bumi berbentuk seperti bola sehingga perhitungannya berbeda dengan perhitungan arah pada koordinat Cartesius (dua dimensi) yang berlaku pada bidang datar. Perhitungan arah Qiblat harus memperhitungkan kelengkungan bumi, mengingat setiap titik di permukaan bumi ini berada pada permukaan bola bumi. Maka dibutuhkan satu metode untuk menjembatani hal tersebut. Metode tersebut adalah metode perhitungan dengan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri).
Perhitungan arah Qiblat dengan ilmu ukur segitiga bola adalah sebagai berikut:
Untuk perhitungan arah Qiblat, ada 3 buah titik yang diperlukan, yaitu:
a. titik A, terletak di lokasi yang akan dihitung arah Qiblatnya.
b. titik B, terletak di Ka’bah
c. titik C, terletak di Kutub Utara.
Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis lengkung, maka akan diperoleh segitiga bola ABC seperti pada gambar berikut:
Gambar 3.
Prinsip perhitungan sudut di atas segitiga bola.

Titik B tepat di titik C adalah dua titik yang tidak berubah, karena titik B tepat di Ka’bah dan titik C tepat di kutub utara. Sedangkan titik A senantiasa berubah tergantung pada tempat dimana yang dihitung arah Qiblatnya. Sehingga bisa dikatakan perhitungan arah Qiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut A, yakni sudut yang diapit oleh sisi b dan sisi c.
Pembuatan gambar segitiga bola seperti ini berguna untuk membantu menentukan nilai arah Qiblat bagi suatu tempat (kota) dihitung dari suatu titik mata angin ke arah mata angin lainnya, misalnya dihitung dari titik Utara ke Barat (U-B), barat ke utara (B-U), atau jarak dari utara Utara searah jarum jam (Utara - Timur - Selatan – Barat).
Untuk perhitungan arah qiblat, data yang adalah koordinat geografis dari tempat yang akan diukur. Sedangkan koordinat Ka’bah (21° 25' 21,17" N, 39° 49' 34,56" E) dan koordinat kutub Utara (90°N). Dengan demikian yang perlu ditentukan posisi/koordinatnya tinggal titik A yang akan dihitung arah qiblatnya.
Selanjutnya arah qiblat titik A dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Arah Qiblat:
Rumus ini berlaku umum, artinya dapat kita gunakan di mana saja kita berada, baik di lintang selatan dan utara, atau bujur barat dan timur. Sedangkan rumus praktis yang dapat kita gunakan di indonesia akan penulis sampaikan pada sub bab berikutnya.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui arah Qiblat. Diantaranya dengan Azimuth Qiblat dan Rashdul Qiblat.
 

Dengan Azimuth Kiblat
Azimuth Kiblat adalah arah atau garis terdekat yang menunjukkan ke Kiblat (Ka’bah). Untuk menentukan azimuth qiblat ini maka diperlukan beberapa data, yaitu :
a. Lintang Tempat (), bisa juga disebut (Ardhul Balad) yakni jarak dari daerah yang dimaksud sampai khatulistiwa diukur sepanjang garis bujur. Khatulistiwa adalah lintang 00 dan titik kutub bumi adalah lintang 900. Jadi nilai lintang lintang berkisar antara 00 -900. Di sebelah selatan Khatulistiwa disebut Lintang Selatan, diberi tanda negatif (-), di selelah utara khatulistiwa disebut lintang utara diberi tanda positif (+).
b. Bujur Tempat (), bisa juga disebut (Thulul balad) yakni jarak dari daerah yang dimaksud ke garis bujur yang melalui kota Greenwich dekat London. Sebelah barat kota Greenwich sampai 1800 disebut Bujur Barat (BB), dan sebelah timur kota Greenwich sampai 180 0 disebut Bujur Timur (BT). Bujur Barat berimpit dengan 180 0 Bujur Timur yang melalui selat Bering Alaska. Garis Bujur 1800 ini dijadikan pedoman pembuatan Garis Batas Tanggal Internasional (Internasional Date Line).
c. Lintang () kota Mekkah 210 25 ‘ 21,17” LU
d. Bujur () kota Mekkah 390 49 ‘ 34,56” BT
e. Rumus praktis untuk wilayah di Indonesia
Tan Q = tan m x cos x x cosec SBMD – sinx x cotg SBMD

Keterangan :
m = Lintang Makkah
x = Lintang Tempat
m = Bujur Makkah
x = Bujur Tempat
SBMD = Selisih Bujur Makkah Daerah

Contoh Negara, Bali :
Lintang Tempat : 08º 18’ 53,94” LS
Bujur Tempat : 114º 36’ 08,97” BT
Lintang Makkah : 210 25 ‘ 21,17”
Bujur Makkah : 390 49 ‘ 34,56”
 Langkah pertama adalah
Mencari SBMD : 114º 36’ 08,97” – 39 0 49 ‘ 34,56” = 74º 46’ 34,41”
Cara pencet : 114º 36’ 08,97” – 39 0 49 ‘ 34,56” = Shift °
 Langkah berikutnya adalah masukkan data ke dalam rumus :
Tan Q = Tan 21 0 25 ‘ 21,17” x Cos -08º 18’ 53,94” x Cosec 74º 46’ 34,41”Sin -08º 18’ 53,94” x Cotg 74º 46’ 34,41”
=230 49’ 51,78”

 Cara pencet kalkulator I
21 0 25 ‘ 21,17” Tan x 08º 18’ 53,94” +/- Cos x 74º 46’ 34,41”Sin Shift 1/x – 08º 18’ 53,94” +/- Sin x 74º 46’ 34,41”Tan Shift 1/x = Shift Tan Shift ° = 230 49’ 51,78”
 Cara pencet kalkulator II (fx 350 ES)
Shift Tan (Tan (21 0 25 ‘ 21,17”) x Cos ((-)08º 18’ 53,94”)x (Sin 74º 46’ 34,41”) x-1 – Sin ((-)08º 18’ 53,94”) x ( Tan 74º 46’ 34,41”)x-1 = Shift° = 230 49’ 51,78”
 Kalkulator III (4500P)
Shift Tan (Tan 21 0 25 ‘ 21,17” x Cos (-)08º 18’ 53,94” x (Sin 74º 46’ 34,41”) shift x-1 – Sin (-)08º 18’ 53,94” x ( Tan 74º 46’ 34,41”) shift x-1 = Shift° = 230 49’ 51,78”
 Cara pencet kalkulator IV (Karce-180)
21.422547 DEG Tan x 8.314983 DEG +/- Cos x 74.776225 DEG Sin 2ndF 1/x – 8.314983 DEG +/- Sin x 74.776225 DEG Tan 2ndF 1/x = 2ndF Tan 2ndF DEG = 23.83105
Jadi Azimuth Kiblat untuk Negara, Bali adalah 230 49’ 51,78”dari titik Barat ke Utara atau 66 10’ 08,24” dari titik Utara ke Barat dan 293 49’ 51” UTSB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar